Rabu, 31 Juli 2013

FREDERICH SILABAN, ARSITEK MASJID ISTIQLAL



Masjid Istiqlal merupakan masjid terbesar di Asia Tenggara yang letaknya di pusat ibu kota Jakarta. Masjid ini merupakan masjid kebanggaan Bangsa Indonesia sebagai wujud rasa syukur bangsa ini terhadap kemerdekaan Indonesia. Pemrakarsa pembangunan masjid ini yaitu Presiden Republik Indonesia yang pertama Ir. Soekarno. 

Lalu, apakah kalian tahu sebenarnya siapa arsitek masjid istiqlal ini? Kita cari tahu yuk!
Ternyata, arsitek masjid modern yang bergaya internasional ini merupakan seorang non muslim yaitu Kristen Protestan yang bernama Frederich Silaban. Ia lahir di Banandolok, Sumatara Utara tanggal 16 Desember 1912. Ia merupakan generasi awal arsitek Indonesia. Pendidikan formal yang pernah dialaminya yaitu di HIS Narumonda, Tapanuli (tahun 1927), Koningin Wilhelmina School (KWS) di Jakarta (1931), dan Academic van Bouwkunst Amsterdam, Belanda (1950). Ia juga memiliki peranan yang besar dalam pembentukan Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) tanggal 16 dan 17 September 1959.

Frederich Silaban memenangkan sayembara yang diadakan oleh Ir. Soekarno. Pada saat itu, Dewan Juri sayembara rancang bangun Masjid Istiqlal terdiri dari para Arsitek dan Ulama terkenal. Adapun susunan Dewan Juri diantaranya, Ketua: Ir. Soekarno (Presiden Republik Indonesia) dengan anggotanya Ir. Roeseno, Ir. Djuanda, Ir. Suwardi, Ir. R. Ukar Bratakusumah, Rd. Soeratmoko, H. Abdul Malik Karim Amrullah (HAMKA), H. Abu Bakar Aceh, dan Oemar Husein Amin.
Sayembara tersebut berlangsung mulai 22 Februari 1955 sampai dengan 30 Mei 1955. Pada saat itu sekitar 30 peserta yang ikut sayembara itu. 27 peserta diantaranya menyerahkan sketsa dan maket. Sedangkan yang memenuhi persyaratan lomba 22 peserta saja.

Setelah dewan juri menilai dan mengevaluasi, akhirnya ditetapkanlah 5 (lima) peserta sebagai nominator. Kelima peserta tersebut yaitu Pemenang Pertama: Frederich Silaban dengan disain bersandi Ketuhanan, Pemenang Kedua: R. Utoyo dengan disain bersandi Istighfar, Pemenang Ketiga: Hans Gronewegen dengan disain bersandi Salam, Pemenang Keempat: 5 orang mahasiswa ITB dengan disain bersandi Ilham, Pemenang Kelima: 3 orang mahasiswa ITB dengan disain bersandi Khatulistiwa dan NV. Associatie dengan sandi Lima Arab.

Pada tanggal 5 Juli 1955, Dewan Juri menetapkan Frederich Silaban sebagai pemenang pertama yang dilakukan di Istana Merdeka. Pada saat itu,  Frederich Silaban memperoleh sebuah medali emas 75 gram dan uang Rp. 25.000 sebagai penghargaannya. Pemenang kedua, ketiga, dan keempat diberikan hadiah. Dan seluruh peserta mendapat sertifikat penghargaan.

Atas prestasinya tersebut, Frederich Silaban dijuluki by grace of God oleh Bung Karno (sebutan Ir. Soekarno) karena ia merupakan arsitek pengukir sejarah toleransi beragama di Indonesia. Selain itu, masih banyak penghargaan yang diberikan kepada Frederich Silaban diantaranya tanda kehormatan Satyalancan Pembangunan yang disematkan Presiden Soekarno tahun 1962 dan penghargaaan Honorary Citizen (warga negara kehormatan) dari New Orleans, Amerika Serikat. Kubah Masjid Istiqlal telah diakui Universitas Darmstadt, Jerman Barat, sebagai hak ciptanya sehingga disebut sebagai Silaban Dom atau Kubah Silaban.

Beberapa hasil karya Frederich Silaban:
·      Gedung Universitas Nommensen, Medan (1982)
·      Gelora Bung Karno, Jakarta (1962)
·      Monumen Pembebasan Irian Barat, Jakarta (1963)
·      Markas TNI Angkatan Udara, Jakarta (1962)
·      Gedung BNI 1946, Meda (1962)
·      Monumen Nasional atau Tugu Monas, Jakarta (1960)
·      Rumah Dinas dan Kantor Wali Kota Bogor (1935)
·      Kantor Pusat Bank Indonesia, Jalan Thamrin, Jakarta (1958)
·      Masjid Istiqlal, Jakarta (1954)
·      Gerbang Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta (1953)
·      Tugu Khatulistiwa, Pontianak (1938).

Referensi:
Koran media Indonesia, 24 Februari 2013.