Kamis, 13 Juni 2013

JANGKRIK



Klasifikasi Ilmiah Jangkrik

Kingdom              :   Animalia
Filum                     :   Arthropoda
Kelas                     :   Insecta
Ordo                      :   Orthoptera
Famili                    :   Grylludae
Genus                   :   Gryllus
Spesies                 :   Gryllus assimilis

Jangkrik atau nama latinnya Gryllus asimilis memiliki tubuh yang rata, antenna panjang, dan mempunyai sayap ganda yaitu sayap bagian luar dan sayap bagian dalam. Sayap pada jangkrik digunakan untuk terbang. Selain sayap, jangkrik juga mempunyai enam pasang kaki. Kaki bagian belakang ukurannya lebih besar dan lebih kuat dibanding kaki yang lain. Kakinya digunakan untuk melompat. Warna hewan ini ada yang cokelat dan hitam. Biasanya jangkrik jantan akan mengeluarkan suaranya yang khas yaitu mengerik (suaranya “krik-krik”). Suaranya itu digunakan untuk menarik jangkrik betina.  Selain itu, jangkrik jantan juga menggosokkan sayapnya.

Suara setiap jenis jangkrik berbeda-beda. Suhu udara memengaruhi suara jangkrik. Semakin dingin maka suara jangkrik semakin keras dan semakin panas maka suara jangkrik makin pelan. Oleh karena itu, terkadang selepas hujan ketika udara terasa dingin maka di sekitar rumah yang dekat dengan kebun maupun sawah akan terdengar suara jangkrik yang semarak.

Jangkrik suka makan daun dan rumput. Namun, ada juga yang makan serangga. Oleh karena itu, jangkrik termasuk hewan omnivora yaitu hewan yang memakan segala makanan. Jangkrik biasanya hidup di sawah, kebun, semak-semak, tumpukan batu, maupun di tempat sampah.
Jangkrik jantan dapat bertahan hidup kurang lebih 78 hari sedangkan jangkrik betina dapat bertahan hidup selama kurang lebih 105 hari. Ukuran tubuh antara jangkrik jantan dan betina adalah jangkrik jantan lebih pendek bila dibandingkan dengan jangkrik betina. Selain itu, kita dapat membedakan antara jangkrik jantan dan betina, caranya adalah jangkrik jantan sayapnya kasar (bergelombang) dan tubuhnya bulat serta mengeluarkan suara sedangkan jangkrik betina sayapnya halus (teksturnya lurus), mempunyai ovipositor (jarum penyuntik telur) yang berfungsi untuk meletakkan telur di dalam tanah serta tidak mengeluarkan suara.
Jangkrik berkembangbiak dengan cara bertelur. Jangkrik betina sekali bertelur mampu mengeluarkan 150 hingga 300 butir. Biasanya, telur-telur itu akan ditusukkan di dalam tanah dengan menggunakan ovipositor (jarum penyuntik telur). Hal ini dilakukan karena jangkrik betina tidak mengerami telurnya dan agar telur-telurnya tersebut tidak dimangsa oleh hewan lainnya.
Jangkrik selain menjadi hama, hewan ini juga memiliki manfaat bagi manusia yaitu dapat dibudidayakan. Terdapat dua jenis jangkrik yang umum dibudidayakan oleh manusia yaitu Jangkrik Celiring (Gryllus mitratus) dan Jangkrik Kalung Kuning (Gryllus testaceus). Kedua jenis jangkrik tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pakan burung berkicau dan ikan arwana. Manfaat kedua jangkrik tersebut apabila diberikan kepada burung berkicau dan ikan arwana yaitu dapat memperindah suara kicauan burung serta menambah keindahan pada tubuh ikan arwana.

Disadur dari berbagai sumber.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar